Label

Followers

Menhut Akui Kerusakan TNKS

Diposting oleh GreenIT Senin, 09 November 2009

Menhut Akui Kerusakan TNKS


MUKOMUKO – Untuk memastikan kondisi hutan Taman Nasional Kerinci-Sebelat (TNKS) masih terjaga kelestariannya, kemarin Menteri Kehutanan (Menhut) RI DR. H. MS. Kaban, M.Si memantau langsung kondisi hutan melalui udara dengan menggunakan helikopter. Dia mengaku prihatin, karena beberapa kawasan di hutan TNKS mulai dirambah dan mengalami kerusakan. Ini disampaikannnya saat bertatap muka dengan masyarakat dan kader PBB Mukomuko kemarin siang. Saaat memantau TNKS dari udara, Menhut mengajak Bupati Mukomuko, M Ichwan Yunus. ‘’Hasil pantauan hutan TNKS dari udara tadi, tingkat kerusakannya memang ada. Tentunya butuh pengawasan yang lebih ektsra lagi,’’ ujar Kaban.
Menurut dia, hutan TNKS saat ini sudah menjadi milik dunia dan sebagai paru-paru dunia. Karena itu jika terjadi kerusakan, maka dunia akan menyorotinya. Masyarakat dan pemerintah yang berada di sekitar hutan TNKS diminta lebih serius dalam menjaga kelestarian hutan tersebut. Usai memantau hutan TNKS, Ketua Umum PBB ini menggelar tatap muka dengan kader. Dalam pertemuan ini, ia mendengar keluhan masyarakat tentang keterbatasan lahan garapan. Ini disampaikan oleh salah seorang kader PBB asal Desa Pondok Baru Kecamatan Selagan Raya Aswir.

‘’Bagaimana kami bisa bertahan hidup pak, kalau lahan garapan tidak ada lagi. Padahal di lokasi itu ada bukti sejarah adat seperti kuburan nenek moyang kami. Kalau semuanya kawasan hutan TNKS, bagaimana nasib petani kecil ini? Tolong bapak menteri bebaskan lahan adat kami itu,’’ ujar Aswir.   Menanggapi keluhan Aswir, Kaban dengan tegas menyatakan bahwa hutan kawasan TNKS tidak boleh diganggu. Kalaupun ada bukti kepemilikan hutan adat di kawasan TNKS, pemerintah setempat harus memperjelaskan batas-batasnya. Jika memang ada hutan adat di kawasan hutan TNKS, petani hanya bisa menggarap. Tidak boleh memiliki lahan tersebut.
‘’Karena proses perizinan pemanfaatan hutan dalam TNKS tidak sembarangan. Karena harus persetujuan DPR RI,’’ ujar Kaban ramah.

Puji Bupati Mukomuko

Sebelum bertolak dari Bandara Fatmawati Bengkulu menuju Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Jakarta, Menteri Kehutanan (Menhut) RI DR. H. MS. Kaban, M.Si memberikan apresiasi terhadap niat Bupati Mukomuko Drs. Ichwan Yunus untuk menyisihkan sebagian lahan Hutan Produksi Tetap (HPT) menjadi kawasan konservasi.

Menurutnya ide tersebut sangat cerdas dan startegis, mengingat prospek kawasan konservasi sangat bagus dimasa mendatang. Sebab adanya kawasan konservasi dapat mengundang investor, terutama investor yang bergerak dibidang perdagangan karbon.

“Menurut saya sangat strategis untuk menjadikan Mukomuko sebagai kawasan konservasi, tapi tentu kabupaten Mukomuko harus memiliki komitmen untuk menjalankan konservasi. Langkah Bupati Mukomuko untuk mengajak pihak swasta khususnya perusahaan punya lahan HPT, saya acungkan jempol,” puji M.S. Kaban.

Diuraikan Kaban, bila dihitung-hitung keuntungan kawasan konservasi ini bisa dua kali lipat. Tiap hektar bisa menghasilkan 28 ton karbon per tahun. “Nah kalau dikalikan 6.000 hektar dikali 8 dolar/hektar/tahun, silahkan dihitung saja keuntungan yang didapat daerah. Tambah lagi kalau dihitung dari kontribusi kemampuan kawasan konservasi untuk mengabsorb (serap) karbon dioksida,” paparnya. Kawasan konservasi di lahan HPT di Mukomuko juga bisa dijadikan sebagai pelindung dan mempertahankan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).

Kawasan tegakkan hutan di wilayah Mukomuko pun dinilai Kaban masih sangat baik. Diungkapkan, Provinsi Jambi sudah lebih dulu menerapkan kawasan restorasi ekosistem. Kawasannya bahkan jauh lebih luas dari kawasan konservasi yang akan dibuat di Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Di Jambi, pemerintah setempat menyediakan lahan HPT yang dikonversi menjadi lahan konservasi hingga 11 ribu hektar. Sementara di Mukomuko, Bengkulu hanya beberapa ribu hektar saja. “Kalau di Bengkulu luasnya masih sangat kecil kalau dibandingkan dengan Jambi. Di Bengkulu hanya ada beberapa ribu hektar saja,” kata Kaban, membandingkan.   Lantas bagaimana dengan kawasan TNKS yang saat ini kondisinya banyak dirambah oleh masyarakat yang berada di tepian hutan untuk dijadikan perkebunan sawit? Kaban mengatakan, hal tersebut sebenarnya bisa menjadi persoalan hukum. Karena kawasan TNKS dilindungi undang-undang dan tak boleh dirambah. Namun ia menyarankan agar pemerintah bisa mengupayakan tukar ganti lahan.

Disisi lain, Kaban mengingatkan pada kepala daerah baik di tingkat I maupun di tingkat II, berhati-hati dalam memberikan izin perubahan kawasan terhadap investor. Ini belajar dari banyaknya kepala daerah yang tersandung masalah hukum lantaran tak mempelajari secara mendalam peraturan tentang kawasan hutan. “Telaah dulu secara seksama. Jangan sampai timbul masalah dikemudian hari, setelah tidak lagi menjabat, masalah hukum menjerat. Lebih baik ikuti dan patuhi saja peraturan yang ada,” demikian Kaban.

Temu Kader

Seperti pejabat lainnya, kunjungan Kaban ke Mukomuko kemarin selain dalam rangka dinas juga dimanfaatkan untuk konsolidasi partai. Kedatangannya di Mukomuko kemarin disambut massa yang mengenakan kaos partai bulan bintang (PBB). Di halaman parkir Bandara Mukomuko dan jalan sepanjang Bandara menuju rumah dinas bupati diwarnai bendera PBB. Kaban juga menyempatkan diri bertatap muka dengan kader PBB. ‘’Memang PBB ini partai kecil. Tapi tidak bisa diremehkan. Karena PBB bisa saja menyalip partai-partai besar. Partai besar itu umpamanya sebuah mobil mewah yang berukuran besar dan elit. Sementara partai PBB ini hanya sebuah mobil Karimun yang kecil. Tapi jangan salah, mobil kecil ini bisa saja nyalip mobil besar yang mewah itu. Tapi ketika sopir mobil besar itu ngantuk,’’ ujar Kaban sambil guyon yang disambut aplus kader PBB yang hadir di aula pertemuan Hoten Bumi Batuah kemarin.

Oleh-Oleh Sambol Lokan

Menteri Kehutanan RI DR. H. MS. Kaban, M.Si ternyata sangat menyukai makanan khas Mukomuko, sambal lokan (rendang lokan). Dia sengaja memesan sambal lokan melalui protokolernya. Ini diakui oleh Ketua TP PKK Kabupaten Mukomuko Ny. Hj. Rosna Ichwan.   Karena sudah dipesan sehari sebelum berkunjung, sehingga Rosna langsung memasak sambal lokan sebanyak 700 biji. Kemarin sambal lokan yang sudah dimasak itu dibungkus rapi-rapi untuk dibawa oleh Kaban ke Jakarta. ‘’Katanya Menhut suka makan sambal lokan. Makanya kami langsung mencari dan memasak lokan asli Mukomuko,’’ ujar Rosna.

Saat berkunjung ke Mukomuko kemarin kebetulan Menhut sedang berpuasa. Sehingga tidak sempat menyicipi berbagai menu yang telah disiapkan oleh TP PKK Kabupaten Mukomuko. Kunjungan ke Mukomuko kemarin tergolong singkat. ‘’Saya mohon maaf ya, karena perjalanan kami ini menggunakan helikopter. Tentunya helikopter itu dikuasai oleh pilotnya. Sekarang pilotnya menyatakan sebentar lagi cuaca buruk. Sebagai penumpang harus mengikuti saran pilot,’’ ujar Kaban sembari pamit.
--------------------------------------------------------------------------------------- 
Rakyat Bengkulu
Rabu, 25 Februari 2009

Ruang Diskusi


ShoutMix chat widget

About Me

Web Desaigner

Web Desaigner
javascript:void(0)